Senin, 16 Januari 2012

Mata

Seberapa pun besarnya kemarahanku padamu, selalu bisa luluh ketika kembali menatap matamu. Entah kenapa, ini selalu terjadi. Apa aku terlalu mencinta? Bukan, bukan itu, tapi matamu begitu teduh, binarannya ampuh buatku terdiam, rapuh dan tak mampu membenci.

Kembali merasakan itu, merasakan teduhnya tatapanmu. Mata yang indah, sempurna menyejukkan.

Lalu aku mulai berkata, Tolong tanyakan kepada Tuhan bagaimana Dia bisa menitipkan mata itu padamu? atau beritau Tuhan, aku ingin memiliki sepasang mata itu.

-Mengamati dengan mata lalu pikiran yang bercerita-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar