Sabtu, 28 Januari 2012

Bungkam


Seberapa besar amarah mu???
Mungkin sebesar dunia, atau sebesar biji bunga bayam, entahlah. Aku tak pernah tau itu. Berpikir kenapa. Yaa, aku masih belum tau kenapa kau tak memberiku kata, satu kata saja. Kembali kau memilih bungkam. Mungkin bungkam cara favoritmu.

Aku sangat ingin  menjamah pikiranmu lalu berbicara santai dengan hatimu. Mungkin dengan nada lirih, aku akan membujuk Tuhan agar mau memberimu suara. Aku tak bisa memaksamu, tapi hati yang berontak ingin di sapa olehmu.

Hal yang perlu aku lakukan, mungkin memintamu dalam diam. Memintamu dalam gelap dan berair mata. Memintamu dalam kesadaran penuh untuk jiwa yang terabaikan.

Mungkin saat ini kamu tidak mau mendengarkanku, atau mungkin kau pura-pura buta untuk tidak melihatku. Namun aku akan terus memintamu, agar kelak kau tak lagi memiara bungkam itu.

Ketahuilah, bahwa aku selalu mendamba agar kelak kau dapat melihat dengan jelas tulisan itu. Bukan melihat saja, tetapi membacanya dengan kepahaman penuh. Iya, tulisan yang aku kirim di inboxmu itu.

Kadang untuk menyukai hal sederhana itu tidak dapat dipaksakan. Begitupun bungkam.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar