Kembali membuka album foto puluhan tahun
lalu. Kemudian membuka lebar demi lembar dan aku menemukan foto ibuku dulu
ketika beliau masih sehat dan bisa berjalan layaknya ibu-ibu lainnya. Sakit
yang membuatnya sulit berjalan dan bahkan sulit tuk berkata–kata, walau aku tau
dia ingin. Tiba-tiba dada terasa sesak dan air mata pun tumpah tak terbendung.
Ya, aku merindukan beliau, lagi–lagi merasa sangat membutuhkan ibuku.
Dulu
setiap kali aku mendengar ada ibu dari teman yang berpulang ke Tuhan. Aku selalu
bertanya, bagaimana jika hal itu aku yang mengalaminya?? Lalu bagaimana aku
bisa melewati hari-hari kedepan tanpa ibu?? Yaa aku sudah mengalaminya. Aku
sudah merasakan kehilangan itu sejak lama. Merasa nelangsa kehilangan seseorang yang
pertama kali memelukku di dunia. Merasa hidupku tak ada artinya lagi.
Lalu kemudian semua tentang yang kemarin berputar di otakku. Hari – hari ketika ibu membuatkan sarapan untukku, memakaikan seragam sekolah, dan kemudian mengantarkan ku ke sekolah. Aku sangat merindukan itu semua dan juga ibuku.
Sungguh aku telah melewati begitu banyak hal manis dengannya. Aku bersyukur ketika beliau hidup masih sempat merawat beliau, meski itu belum seberapa. Yang menjadi sangat menyesal adalah ketika aku anak perempuannya belum menoreh kata bangga selama beliau hidup. I do Love you Mam.
Ibuku, dia perempuan biasa yang sungguh luar biasa. Aku yakin, kebanyakan anak pasti menganggap ibu merekalah yang terbaik. Dan aku adalah seorang perempuan yang ingin mencontoh setiap laku ibu yang tak pernah mengeluh walau kadang begitu lelah dengan aktifitas beliau.
Ibuku adalah perempuan yang pandai memasak, mengurus anak, bahkan menjahit. Meski beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai pengajar, tetapi beliau tidak pernah menelantarkan suami dan anaknya. Selalu ada waktu untuk kami di rumah. Ibu juga masih sempat menjahitkan ku baju. Dan aku ingin menjadi seperti ibuku yang bisa sangat kuat dan hebat dengan cara beliau sendiri.
Sekarang ketika ibuku tak lagi ada, aku banyak kehilangan hal-hal yang mungkin ketika ada masih bisa kami lakukan bersama. Jujur saja aku selalu iri bila melihat anak perempuan lain tengah belanja bersama ibunya dan masih bisa makan masakan ibunya.
Ibu, aku begitu mencintaimu. Walau tidak akan mampu menyamai cinta yang telah engkau berikan selama ini, selama engkau menemani hidupku. Dan engkau adalah bidadari surga.
Ibu…
Dae, aku dan kakak mencintaimu habis–habisan dan menyayangimu tanpa ampun.
Lalu kemudian semua tentang yang kemarin berputar di otakku. Hari – hari ketika ibu membuatkan sarapan untukku, memakaikan seragam sekolah, dan kemudian mengantarkan ku ke sekolah. Aku sangat merindukan itu semua dan juga ibuku.
Sungguh aku telah melewati begitu banyak hal manis dengannya. Aku bersyukur ketika beliau hidup masih sempat merawat beliau, meski itu belum seberapa. Yang menjadi sangat menyesal adalah ketika aku anak perempuannya belum menoreh kata bangga selama beliau hidup. I do Love you Mam.
Ibuku, dia perempuan biasa yang sungguh luar biasa. Aku yakin, kebanyakan anak pasti menganggap ibu merekalah yang terbaik. Dan aku adalah seorang perempuan yang ingin mencontoh setiap laku ibu yang tak pernah mengeluh walau kadang begitu lelah dengan aktifitas beliau.
Ibuku adalah perempuan yang pandai memasak, mengurus anak, bahkan menjahit. Meski beliau sibuk dengan pekerjaannya sebagai pengajar, tetapi beliau tidak pernah menelantarkan suami dan anaknya. Selalu ada waktu untuk kami di rumah. Ibu juga masih sempat menjahitkan ku baju. Dan aku ingin menjadi seperti ibuku yang bisa sangat kuat dan hebat dengan cara beliau sendiri.
Sekarang ketika ibuku tak lagi ada, aku banyak kehilangan hal-hal yang mungkin ketika ada masih bisa kami lakukan bersama. Jujur saja aku selalu iri bila melihat anak perempuan lain tengah belanja bersama ibunya dan masih bisa makan masakan ibunya.
Ibu, aku begitu mencintaimu. Walau tidak akan mampu menyamai cinta yang telah engkau berikan selama ini, selama engkau menemani hidupku. Dan engkau adalah bidadari surga.
Ibu…
Dae, aku dan kakak mencintaimu habis–habisan dan menyayangimu tanpa ampun.
Kota bima,, November 2007, 8:07AM_Kamarku,
tempat terakhir ibu menghembuskan nafas. Kamar ini masih tetap sama bu.