Hei,
apa kabarmu disana? Apa kau masih menggantung di dinding kamar itu?
Atau mungkin kau penuh dengan debu dan di biarkan begitu saja tanpa
di jamah oleh mereka? Sungguh aku merindukanmu gitarku.
Biasa,
ketika bangun tidur aku selalu memangkumu, lalu memelukmu, memegang,
menekan, memetik dan seketika kau bersuara. Dan aku pun bernyanyi.
Merasakan pagi yang menyenangkan, juga menenangkanku.
Ketika
mengejrengmu, aku merasakan tenang oleh alunan suaramu juga suaraku.
Kita sama-sama memiliki suara yang merdu. Sungguh aku tak bisa
membendung kekangenan ini. Aku kangen suara gitar yang ku mainkan
sendiri. Aku kangen menggila denganmu.
Kamu
ingat, ketika lelakiku marah dan aku mencoba membujuknya dengan
bernyanyi sambil memetik dawaimu, saat itu lelakiku luluh lantah dan
seketika amarahnya buyar. Saat yang tak bisa aku lupakan. Ya,
kenangan itu begitu membekas indah.
Gitarku.
Yakinlah kita akan bertemu lagi, dan takkan ku biarkan kau terdiam
begitu saja. Kita akan kembali menggila, bahkan menikmati malam
insomnia bersama.
Aku
disini yang hampir mati dibunuh rindu. Ya rindu pada gitarku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar