Lagi-lagi jarak menggelisahkan diriku dan
memikirkan bahwa aku lebih membutuhkan ketulusan hatimu mencintaiku. Tentu saja
itu semua akan terpahami dihati ini. Ketika semua akan menjadi hilang, dan
menjadikan suatu kepergian yang tak pernah mengenal kata pulang. Aku akan
tersadar, kehilanganmu tak tergantikan.
Aku disini dengan tubuh yang dipenuhi
peluh. Setiap aku mengingat kehilangan, tubuhku seketika bereaksi dengan
mengeluarkan toxit melalui keringatku. Mungkin toxit itu yang selama ini membuatku
kalut. Kalut yang menghimpit hati yang tertitik dipenghujung pahit.
Aku seperti merasakan indra penglihatku tak
seperti dulu, yang begitu tajam melihat sisi yang hampir tak terlihat jelas.
Aku merasa buram, kabur, hampir tak terlihat dan mungkin akan buta. Sekalut
inikah aku Tuhan.
Aku tak bisa memaksa hatiku tuk menerima
cinta baru lebih dini. Aku butuh tuk berfikir. Berfikir bagaimana perasaanmu
ketika tau bahwa aku sudah menemukan penggantimu. Mungkin kamu marah atau
sebaliknya tersenyum. Entahlah.
Kamu yang sangat paham tentang aku. Semoga
aku tak pernah lagi sekalut ini. semoga aku bisa lebih tenang ketika bersedia
tuk dicintai. Semoga aku bisa mengikhlaskan semua yang terpendar, hilang tanpa
sisa. I hope soo.